Pulau Ambon, di Provinsi Maluku, tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga menyimpan banyak jejak sejarah kolonial yang membisu. Salah satu saksi bisu masa lalu itu adalah Benteng Amsterdam Hila, sebuah struktur peninggalan Belanda yang berdiri kokoh di Desa Hila, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Keberadaan Benteng Amsterdam Hila ini menjadi pengingat akan perebutan rempah-rempah dan pengaruh Eropa di Nusantara, sekaligus jendela untuk memahami dinamika sejarah Maluku yang kaya.

Dibangun pada tahun 1512 oleh bangsa Portugis, benteng ini awalnya dikenal sebagai Benteng Verhaalen atau Benteng Hila. Namun, kemudian direbut dan direkonstruksi ulang oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau Perusahaan Hindia Timur Belanda pada tahun 1637. Setelah direkonstruksi, benteng ini diberi nama Benteng Amsterdam Hila, mengadopsi nama ibu kota Belanda sebagai simbol kekuasaan. Fungsinya kala itu sangat strategis, yaitu sebagai pos pertahanan dan pusat perdagangan rempah-rempah, terutama cengkeh dan pala, yang menjadi komoditas primadona di pasar Eropa. Benteng ini juga menjadi tempat tinggal para serdadu Belanda dan gudang penyimpanan logistik. Catatan sejarah menyebutkan bahwa pada 1640-an, benteng ini dipimpin oleh seorang komandan bernama Gerard Demmer.

Meskipun usianya sudah berabad-abad, Benteng Amsterdam Hila masih mempertahankan sebagian besar struktur aslinya. Pengunjung dapat melihat tembok-tembok tebal, sisa-sisa meriam, serta ruang-ruang yang dulunya berfungsi sebagai barak prajurit atau gudang. Bentuknya yang persegi panjang dengan bastion di setiap sudutnya mencerminkan arsitektur militer Eropa pada masanya. Pada 14 Maret 2025, Dinas Pariwisata Provinsi Maluku bersama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya Ambon mengadakan program pembersihan dan revitalisasi kecil di sekitar benteng, melibatkan puluhan pemuda lokal untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga situs bersejarah.

Kini, Benteng Amsterdam Hila menjadi salah satu objek wisata sejarah yang penting di Maluku. Ia tidak hanya menawarkan pemandangan indah ke arah laut dan perkampungan sekitar, tetapi juga pelajaran berharga tentang sejarah panjang perebutan kekuasaan dan kekayaan alam di Nusantara. Mengunjungi benteng ini seolah membawa kita kembali ke masa lampau, merasakan atmosfer perjuangan dan kejayaan yang pernah terukir di tanah rempah-rempah.