Papua, pulau yang kaya akan keindahan alam dan keanekaragaman suku, memiliki tradisi pakaian adat yang sangat unik dan ikonik. Dua di antaranya yang paling dikenal adalah Koteka dan Rok Rumbai. Pakaian ini bukan hanya penutup tubuh, melainkan simbol identitas, status sosial, dan kearifan lokal masyarakat adat Papua.

Koteka dan Rok Rumbai adalah representasi dari adaptasi suku-suku di Papua terhadap lingkungan alamnya. Bahan-bahan alami dari hutan diolah dengan tangan-tangan terampil menjadi busana yang fungsional sekaligus artistik, menunjukkan hubungan erat antara manusia dan alam.

Koteka adalah penutup kemaluan yang biasa dipakai oleh kaum laki-laki dari beberapa suku di Papua, seperti suku Dani dan Lani. Terbuat dari labu air yang dikeringkan dan diukir, bentuk serta ukurannya bervariasi, melambangkan status atau asal suku pemakainya.

Sementara itu, Rok Rumbai adalah pakaian yang umum dipakai oleh kaum perempuan. Rok ini terbuat dari serat-serat sagu atau daun pandan yang dianyam dan dirangkai hingga membentuk rumbai-rumbai. Rok Rumbai memberikan kesan alami dan lentur saat dikenakan, menyesuaikan dengan gerak tubuh.

Selain Koteka dan Rok Rumbai, pakaian adat Papua sering dilengkapi dengan berbagai aksesoris. Ada hiasan kepala dari bulu burung cendrawasih, kalung dari gigi anjing atau kerang, serta gelang dan lukisan tubuh yang menggunakan pewarna alami dari tanah.

Pakaian adat ini tidak hanya dikenakan dalam keseharian, tetapi juga dalam upacara-upacara adat penting. Seperti ritual penyambutan tamu, upacara perang, atau festival panen. Setiap detail busana memiliki makna simbolis yang mendalam, mencerminkan nilai-nilai budaya suku tersebut.

Meskipun terlihat sederhana, pembuatan Koteka dan Rok Rumbai membutuhkan keahlian dan ketelatenan. Prosesnya bisa memakan waktu berhari-hari, dari mengumpulkan bahan baku hingga merangkainya menjadi sebuah busana yang utuh dan indah. Ini adalah warisan turun-temurun.

Kini, Koteka dan Rok Rumbai menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin mengenal lebih dekat kebudayaan Papua. Masyarakat adat sering menampilkan pakaian ini dalam pertunjukan seni atau menyambut tamu, sebagai bentuk pelestarian budaya.